Monday 13 June 2011

patch of memories

This used to be just one of the many songs I knew growing up. I was too young to understand it back then, and in any case life was never that complicated to warrant deep self-reflections. But my life has changed drastically since, and I find myself surprised at how much these words have the power to suddenly - and strongly - affect me..


I took my love, I took it down..
Climbed a mountain and I turned around..
And I saw my reflection in the snow covered hills,
Till the landslide brought me down..

Oh mirror in the sky, what is love?
Can the child within my heart rise above?
Can I sail through the changing ocean tides?
Can I handle the seasons of my life?

Well I’ve been afraid of changing,
'Cause I’ve built my life around you..
But time makes you bolder,
Children get older,
I'm getting older too..

So..

Take this love, take it down..
Climb a mountain and turn around..
If you see my reflection in the snow covered hills,
Well the landslide will bring it down..

Well well, the landslide will bring it down..


- Landslide
By Fleetwood Mac

Friday 3 June 2011

Mata turun ke hati

Ada teman meminta saya (saya??) mengulas pengalaman menunaikan ibadah Umrah di Tanah Suci baru-baru ini.

Sejujurnya, saya tak mahu menulis tentang Umrah. Saya melihat ibadah serta amalan di Makkah dan Madinah sebagai satu pengalaman sangat unik. Jika saya utarakan di sini, saya takut akan mengundang berbagai persoalan dan mungkin kritikan - secara senyap tentunya - tentang kedudukan iman saya saat ini. Saya tak mahu nanti dari pengalaman yang mengajarkan, kisah saya di Al-Haram menjadi sesuatu yang penuh was-was dan kesal.

Saya tak perlu kepada semua itu. Saya mahu istiqamah bersangka baik dengan yang maha Agung.

Saya baru sedar, kita ini terlalu banyak stigma tentang Tanah Suci.. Kalau begini pengalamannya, alhamdulillah! Umrah mabrur! Kalau begitu pula.. sah, Umrahnya panggilan Syaitan, na'uzubillah! Yang tentunya, kita bukan Tuhan. Kita bukan pemberi rahmat dan keampunan. Dan dengan sebab itu saja, kita tak layak memberi nilai atas kerjaan ibadah dan amalan kita sendiri, apa lagi atas kepunyaan orang lain.

Muhasabah untuk setiap pengalaman itu, sama ada yang ditafsir baik atau buruk, adalah milik mutlak pelakunya sendiri.

Cuma ini saja yang mampu saya sampaikan kepada yang akan pergi:

1. Iqra'!

Baca dengan sebanyak mungkin sirah para Anbiya' (terima kasih Nurul atas pesanan yang satu ini ^^) Saya bermula dari sirah Nabi Ibrahim AS kerana menziarahi Jerusalem. Bila kita tahu cerita, kita lebih sensitif dan appreciative dengan persekitaran.


2. Slow down! Take the time to realize where you are, what you're there for, and what it all means.

Sungguh saya banyak belajar kalau Makkah bukan tempat untuk tergesa-gesa melakukan sesuatu. Terasa seperti banyak yang perlu dibuat, macam tak sempat-sempat! Lalu kita bergegas ke sana ke mari, mencari itu ini, hingga kita akhirnya kurang menghayati apa sebenarnya yang sedang kita buat.

Susun apa yang nak dilakukan setiap hari, dan buat persediaan awal. And for heaven's sakes, rehat dan tidur itu amatlah penting! Ada jemaah yang semangatnya meluap-luap hingga tak mahu langsung meninggalkan masjid, hingga jatuh sakit dan ketiduran dalam saf.. Is this really necessary? Pada pendapat saya, untuk beribadah itu harus ada presence of mind, dan untuk menghadirkan minda, jasad harus peka dan tenang.


3. Keep it simple.

Ini saya cadangkan buat yang pertama kali pergi. Kalau dah berkali-kali pergi, tak baca entry ni pun tak apa..

Sungguh, kita semua ingin lakukan yang terbaik di Tanah Suci. Kita nak baca du'a yang panjang-panjang, yang mustajab, yang all-encompassing.. Tapi sebagai langkah permulaan, saya saran biasakan diri dengan ayat-ayat lazim. Ini sangat penting, supaya bila kita akhirnya berdiri di hadapan Kaabah buat pertama kali misalnya, kita tak panik nak keluarkan itu ini dari beg sandang, atau terkial-kial mencari kalimah tepat di lembaran buku ringkas. Saya teringat ungkapan Ustaz Misbah yang mengiringi kami:

Cukup dengan mengucapkan Syahadah ketika melihat Baitullah pertama kalinya, andai terlalu terpegun sehingga lupa segala zikir dan du'a.. Kaabah adalah teras ibadah kita (sebagai qiblat), dan Syahadah pula adalah teras iman kita. Lalu apa yang lebih sesuai bagi seorang hamba selain menyatakan sumpah setia kepada Tuhan ketika datang menghampiri rumahNya?

Ayat-ayat lazim juga sangat membantu ketika Tawaf dan Sa'ie, terutamanya bila suara mutawwif yang sedang membimbing jemaah dalam doa panjang ditenggelami suara para mutawwif lain yang turut semangat membimbing jemaah mereka sendiri.. (-_-)v Dalam situasi begini ramai yang jadi tergesa-gesa dan bertolak-tolak untuk mendengar dan menuruti apa yang dibacakan mutawwif, hingga mengganggu jemaah lain dan perjalanan tawaf. Fokus ibadah jadi teralih daripada Baitullah, dan lenyaplah spiritual connection dengan apa yang sedang dikerjakan.

Sayang sekali bila yang dapat dilengkapi hanyalah ritual Umrah itu saja.


4. Don't be afraid.

Ada segelintir yang takut nak kemana-mana di Tanah Suci. Bila tak ada kawan tak mahu pergi ke masjid. Kesana kemari harus berteman. Ya, hati manusia siapa tahu, kan? Kita kena selalu berjaga-jaga..

Namun, bersangka baiklah dengan Allah SWT. InsyaAllah kita terjaga. Bukankah kita tetamuNya? ^^


Sebenarnya ada banyak lagi yang mahu saya kongsikan, tapi buat masa ini, biarlah itu saja dulu. Saya bukanlah ilmuan agama, jauh sekali. Saya cuma berkongsi tips mengikut pengalaman saya sendiri. Semoga berguna, ya! ^^